“PUASA”
Disusun Oleh:
ACH. PRIYONO/04
(10.02.01.0696)
1C/S1-KEPERAWATAN
STIKES MUHAMMADIYAH LAMONGAN
TAHUN AJARAN 2010/2011
LATAR BELAKANG
Dengan berpuasa kita melakukan sesuatu
dengan tujuan mendisiplin diri agar menyingkirkan penghalang-penghalang yang
menghambat kita supaya hidup dengan lebih baik. Penghalang utamanya adalah
keegoisan. Keegoisan hanya dapat dikalahkan dengan cara mendisiplinkan puasa. Nabi
Adam dan Ibu Hawa jatuh ke dalam dosa disebabkan oleh makanan, maka cara yang
paling efektif untuk mendisiplin tubuh kita adalah dengan berpuasa.
TUJUAN
1. Mendekatkan
diri kepada Allah SWT.
2. Mengontrol
diri/hawa nafsu.
3. Mengembalikan
kondisi tubuh seperti semula.
4. Menyembuhkan
berbagai penyakit
HIPOTESIS
1. Dengan
berpuasa kita dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT.
2. Mampu
menahan hawa nafsu dimanapun itu berada.
3. Menyehatkan
badan dan mengembalikan kondisi tubuh seperti semula.
4. Membantu
mengobati penyakit.
PENDAHULUAN
Puasa merupakan ibadah yang dapat
mensucikan jiwa dan mampu mengangkat ruh, bahkan dapat menyehatkan badan.
Barangsiapa yang berpuasa karena semata-mata hendak menjalankan perintah Allah
dan mencari keridhaan-Nya, Maka puasa tersebut akan menghapus dosa-dosanya dan
menjadi sarana untuk mendapatkan surga.
Rasulullah
saw bersabda:
من
صام رمضان إيمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه
“Barang
siapa yang berpuasa Ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharapkan pahala,
maka akan dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari dan Muslim)
ONTOLOGI
Puasa adalah menahan diri dari makan
dan minum dan dari segala perbuatan yang boleh membatalkan puasa, mulai terbit
fajar hingga terbenam matahari.
Puasa adalah mempuasakan seluruh anggota badannya dari dosa, dan
mempuasakan lisannya dari perkataan dusta, kotor, dan keji, mempuasakan perutnya
dari makan dan minum, dan mempuasakan kemaluannya dari jima'. Jika bicara dia
berbicara dengan perkataan yang tidak merusak puasanya, hingga jadilah
perkataannya baik dan amalannya shalih.
Macam-macam puasa:
1. Puasa wajib (puasa ramadan, puasa kifarat dan puasa nazar )
2. Puasa sunnah (Arafah, syawal, sya’ban,senin dan kamis)
1. Puasa wajib (puasa ramadan, puasa kifarat dan puasa nazar )
2. Puasa sunnah (Arafah, syawal, sya’ban,senin dan kamis)
3.
Puasa makruh (Puasa terus menerus sepanjang masa, Tidak termasuk dua hari
raya dan hari tasyriq)
4.
Puasa haram (Puasa pada hari pertama Idul Fitri dan Haji, Puasa tiga hari
sesudah hari raya haji atau hari tasyriq iaitu pada 11,12, dan 13 Zulhijjah)
Syarat wajib puasa
1. Berakal
2. Akhir Baligh (Cukup umur)
3. Kuat atau mampu mengerjakan puasa
1. Berakal
2. Akhir Baligh (Cukup umur)
3. Kuat atau mampu mengerjakan puasa
Syarat sah puasa
1. Islam
2. Mumayyiz (dapat membezakan yang baik dan buruk)
3. Suci daripada haid dan nifas
4. Dalam waktu yang dibolehkan berpuasa.
Rukun puasa
I.
Berniat – Pada malam selama bulan Ramadhan hendaklah berniat
di dalam hati bahawa kita akan mengerjakan puasa pada hari esok.
II.
Menahan diri daripada segala yang membatalkan semenjak
terbit fajar sampai terbenam matahari.
Perkara yang membatalkan puasa:
1. Makan dan minum dengan sengaja.
2. Muntah dengan sengaja.
3. Bersetubuh tanpa keluar mani pada
siang hari bulan Ramadhan.
4. Keluar darah haid atau nifas.
5. Gila.
6. Keluar mani akibat bersetubuh dengan
perempuan. Tetapi keluar mani kerana bermimpi tidak membatalkan puasa.
EPISTEMOLOGI
Tata cara berpuasa adalah sebagai
berikut:
1. Niat untuk puasa
Berdasarkan
sabda Rosulullah SAW, yang artinya: Barangsiapa yang
tidak niat untuk melakukan puasa sebelum fajar, maka tidak ada puasa baginya
dan Khusus untuk puasa yang sunnah, kita boleh berniat puasa setelah fajar
terbit apabila sebelumnya kita belum makan.
2. Waktu puasa
Puasa dimulai dari terbitnya fajar
hingga hilangnya siang dengan datangnya malam, dengan kata lain hilangnya
bundaran matahari di ufuk.
3.
Sahur
Mengahirkan makan sahur sesaat
menjelang tibanya waktu subuh dan dimulainya puasa.
AKSIOLOGI
1.
Untuk merubah kualitas
seseorang dari Iman menjadi Takwa dibutuhkan 3 tahap. Masing-masing sekitar 10
hari. Rasulullah mengatakan bahwa puasa Ramadhan selama sebulan itu dibagi
menjadi 3 tahap. Yaitu, sepuluh hari pertama berisi Rahmat. Sepuluh hari kedua
berisi Ampunan alias Maghfirah. Dan sepuluh hari terakhir berisi dengan Nikmat.
2.
Puasa dapat mencegah
penyakit yang timbul karena pola makan yang berlebihan. Makanan yang berlebihan
gizi belum tentu baik untuk kesehatan, karena overnutrisi dapat mengakibatkan kegemukan
yang dapat menimbulkan penyakit degeneratif, seperti kolesterol dan trigliserida
tinggi, jantung koroner, kencing manis, dan lain-lain.
3. Puasa
dapat membantu mencegah dan menyembuhkan penyakit, antara lain yaitu :
* Menurunkan kolesterol dan trigliserida tinggi,
* Menurunkan berat badan dan mencegah obesitas (kegemukan),
* Mengurangi risiko kencing manis (diabetes mellitus) tipe II
* Menurunkan tekanan darah tinggi,
* Mencegah pengerasan pembuluh darah,
* Mencegah gangguan jantung dan stroke
* Pada umumnya maag yang fungsional akan membaik karena puasa
* Menurunkan kolesterol dan trigliserida tinggi,
* Menurunkan berat badan dan mencegah obesitas (kegemukan),
* Mengurangi risiko kencing manis (diabetes mellitus) tipe II
* Menurunkan tekanan darah tinggi,
* Mencegah pengerasan pembuluh darah,
* Mencegah gangguan jantung dan stroke
* Pada umumnya maag yang fungsional akan membaik karena puasa
KESIMPULAN
Denagan
berbagai uraian diatas dapat kita tarik kesimpulan bahwa dengan berpuasa kita
dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT yang telah memberi kita kesehatan
jasmani dan rohani. Sewaktu berpuasa, kondis tersebut merupakan sebuah proses
bagi kita untuk membersihkan tubuh dari segala racun-racun dan sisa pembuangan
metabolisme tubuh, serta memberi waktu bagi tubuh kita untuk beristirahat.
Berpuasa merupakan kebutuhan mutlak
seseorang untuk memelihara kesehatannya, selain bahwa puasa membantu kita untuk
mencapai ketenangan (frekuensi gelombang otak yang rendah) sehingga kita dapat
mencapai kesadaran tertinggi. Oleh karena itu dalam bulan puasa ada suatu malam
yang dikenal sebagai lailatul qadar. Suatu malam yang diharapkan pada bulan
puasa manusia mencapai tahapan meditative ketika seseorang secara sempurna dan
mencapai supra-sadar dengan kondisi jiwa yang bersih dan tenang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar